Sosok Sony Dwi Kuncoro sang Pelatih di Mata Anak Didiknya
Sony Dwi Kuncoro mengakui betapa menjadi pelatih adalah sesuatu yang berbeda mengingat karier emasnya sebagai pemain dulu. Lantas, bagaimana sosok Sony sendiri di mata anak didiknya?
Sony yang besar namanya di era 2000-an adalah salah satu pebulutangkis top Indonesia. Sejumlah gelar pernah diraih termasuk medali perunggu Olimpiade Athena 2004 Setelah gantung raket pada 2020, Sony kini fokus mengurus akademi Sony Dwi Kuncoro Badminton Training Club yang didirikan sejak lama di kota kelahirannya, Surabaya.
Sony bahkan ikut turun langsung melatih sekitar 10-15 anak didiknya bersama empat koleganya. Sudah banyak kejuaraan yang diikuti oleh Sony dan anak asuhnya, baik itu skala lokal maupun nasional.
Baca juga: Divya, Putri Sony Dwi Kuncoro yang Bertekad Ikuti Jejak Sukses Ayahanda |
Yang saat ini sedang diikuti adalah BNI Sirkuit Nasional A Jawa Timur 2023 yang dihelat di Surabaya, 22-27 April. Sony melepas seluruh pemainnya untuk tampil di ajang ini, termasuk Divya Ananta Kuncoro yang adalah putri kandungnya.
Di ajang seperti inilah kemampuan Sony melatih diperlihatkan. Publik tentu ingin tahu apakah Sony sebagai pelatih itu sama seperti Sony saat masih bermain.
Salah satu anak didik Sony, Devrat Adi Putra, turun di Tunggal Taruna Putra. Dia dulunya sempat bermain untuk klub milik ayah Sony pada 2018 sebelum dua tahun kemudian direkrut Sony.
Baca juga: Sony Dwi Kuncoro: Bulutangkis Tak Cuma Speed dan Power, Harus Cerdas |
“Banyak kesan-kesannya, orangnya kerja keras, positif, kayak jadi sosok panutan. Sebagai pelatih, dia galak tapi galaknya bukan marah-marah, tapi kalau marah pasti diam. Kalau dia marah, pasti nanti atletnya ada yang gimana-gimana. Kalau dia diem, pasti kan atletnya tahu ‘oh, saya ada yang salah’,” ujar Devrat dalam perbincangan dengan detikSport.
“Pesan dari mas Sony, kalau kalah, jaga pikirannya, tetap senang, terus bangkit lagi. Pokoknya intinya jangan sampai kacau-lah pikirannya.”
Baca juga: Pandemi COVID-19 dan Karier Sony Dwi Kuncoro |
Hal senada juga disampaikan oleh Gilang Ramadhani, unggulan keempat di Tunggal Taruna Putra BNI Sirkuit Nasional 2023. Gilang sejauh ini masih jadi andalan Sony untuk bisa berjaya di depan publik sendiri.
“Banyak sih ilmu-ilmu yang didapat dari mas Sony, banyak sekali ilmunya. Yang paling berkesan ngajarin teknik-teknik mukulnya gitu, beda memang,” ungkap Gilang.
“Pas pertandingan tadi (lawan Dedad Alpasha Dinejad di babak 16 besar), mas Sony cuma bilang tenangin aja, mainnya safe aja, jangan banyak mati. Gak ada pesan khusus, cuma itu aja (main aman, jangan banyak mati),” kata Gilang yang sudah tiga tahun memperkuat Sony Dwi Kuncoro Badminton Training Club.
(mrp/krs)