Menpora Percepat Evaluasi Cabor demi Olimpiade Paris 2024
Menpora Dito Ariotedjo bakal mempercepat pertemuan dengan induk-induk cabang olahraga dalam rangka mengevaluasi hasil Asian Games 2023 Hangzhou. Pertemuan akan dilakukan pekan depan.
Hal itu disampaikan Dito, usai menghadiri Festival Pemuda Indonesia di Kantor Kemenpora, pada Sabtu (14/10/2023) sore. Menpora berusia 32 tahun ini mengatakan evaluasi Asian Games baru dilakukan bersama tim review sebagai tahap pertama. Selanjutnya pihaknya akan mengundang cabor-cabor.
“Mulai pekan depan sudah mulai (pertemuan dengan induk cabor) karena ini sudah mau Olimpiade. Jadi kami akan mempercepat,” kata Dito kepada pewarta.
Baca juga: Cabor Gagal di Asian Games 2023, Siap-siap Tak Didukung Pemerintah! |
Nantinya dalam pertemuan yang dilakukan bersama cabor tak hanya membahas soal hasil Asian Games yang meleset dari target. Namun juga terkait pro kontra punishment kepada cabor-cabor Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang gagal mencapai target.
Sebelumnya Dito menyebut salah satu punishment cabor gagal ialah terkait dengan program Pelatnas dan masalah support dari pemerintah menuju multievent berikutnya.
“Itu kemarin sudah kami diskusikan, karena itu kami tak ingin sepihak. Kami ingin duduk bersama dengan cabor tersebut dan ini akan kami lihat lebih dalam lagi. Ini yang akan kami lakukan,” katanya.
Menpora Dito juga kembali menegaskan soal torehan Indonesia di Asian Games 2023. Meskipun secara target sedikit meleset, namun torehan medali emasnya menjadi yang terbanyak sejak Asian Games 1978 di luar kandang.
Baca juga: Menpora Bakal Beri Punishment Bagi Cabor Gagal, Ini Respons PBSI |
“Bisa dibilang jujur secara data dan raihan target sebenarnya kami akui targetnya meleset sedikit. Tapi memang yang bikin signifikan ialah badminton, karena setelah beberapa puluh tahun, baru sekarang tidak mendapatkan medali,” ujar Dito.
“Dan ini yang membuat efek domino besar, seolah kontingen Indonesia ini gagal. Padahal saya harus kembali ungkapkan bahwa para pejuang kita meraih medali emas terbanyak sejak 1978.”
“Nah ini harus kita apresiasi, tapi kita tetap harus profesional, semua cabor ya memang sudah memberikan targetnya dan punya road mapnya akan kami evaluasi,” tutur Menpora.
(mcy/krs)