Cari Desak Made Baru, FPTI Gelar Kejurnas Panjat Tebing

FPTI menggelar Kejuaraan Nasional Panjat Tebing Terbuka Kelompok Umur 2023 untuk mencari bibit-bibit baru berpotensi, terutama yang diharapkan bisa meneruskan prestasi Desak Made Rita Kusumadewi.

Kejurnas diselenggarakan di Lapangan Alit Saputra, Tabanan, Bali, mulai Jumat hingga Minggu (1-3/12/2023).

Total ada 189 atlet dari 55 klub yang mengikuti ajang ini dengan dibagi dalam dua kelompok umur yaitu Youth D (tahun lahir 2012-2013) dan Youth C (tahun lahir 2010-2011).

Mereka akan bertanding di dua nomor, speed classidan lead. Adapun 55 klub ini berasal dari 12 provinsi dan telah melahirkan banyak atlet nasional maupun internasional. Salah satunya, Rahmad Adi Mulyono, peraih tiket olimpiade Paris 2024, dari Life Sport Climbing (LSC) Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: Panjat Tebing Indonesia Dominasi Podium IFSC Masters Neom 2023

Ketua Umum Pengurus Provinsi FPTI Bali Putu Yudiatmika yang menjadi tuan rumah, berharap dari Kejurnas ini dapat memunculkan Desak Made Rita yang baru demi melanjutkan prestasi.

“Kami telah melahirkan Desak Made Rita yang menjadi juara dunia dan akan berlaga di Olimpiade Paris. Kami ingin ada atlet dari klub Bali yang meneruskan prestasinya,” kata Putut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/12/2023).

Sementara itu, direktur event Setyo Dibyo mengatakan Kejurnas ini menjadi alat untuk mencari regenerasi atlet sejak dini.

“Klub ini kan ujung tombak dalam merekrut dan melatih atlet sejak dini. Karena itu, kita mencoba memberi ruang yang luas. Jika klub bertumbuh bagus, maka Pengcab, Pengprov dan Pengurus Pusat pasti memetik hasil bagus,” ungkapnya.

Baca juga: 2 Tiket Olimpiade Sudah di Tangan, Bukti Pembinaan Panjat Tebing Bagus

Spider Wall Climbing dari Palembang, Sumatera Selatan yang mengirimkan dua atlet menjadikan kejuaraan ini sebagai ajang untuk uji kemampuan melawan atlet yang memiliki umur setara.

“Kejurnas Open sebenernya banyak digelar, tapi, biasanya dibagi berdasar jenjang pendidikan. Misal tingkat SD atau SMP. Nah, kalau atlet kita baru kelas tiga dan harus melawan atlet yang kelas enam kan kurang pas,” kata Karsono, pemilik sekaligus pelatih klub Spider Wall Climbing Sumsel.

(mcy/aff)