10 Hal yang Buat Pengalaman Bermain Game RPG Jadi Lebih Seru
Mendengar kata game RPG mungkin akan mengingatkanmu kepada game seperti serial The Witcher, Dragon Age, atau JRPG dengan ciri khas turn-based seperti serial Persona maupun Final Fantasy klasik.
Sesuai namanya, mekanisme game RPG sendiri pada umumnya menekankan pada elemen role-playing, dimana kita diberi kebebasan untuk mengelola perkembangan karakter yang kita mainkan. Seperti hadirnya sistem pengelolaan status karakter, skill point, pengelolaan equipment, dan lain-lain.
Dan selama perkembangannya, game RPG berevolusi menjadi sebuah genre yang memiliki berbagai fitur dan elemen kompleks yang mungkin jarang di temui di genre-genre lainnya. Bahkan tak jarang elemen-elemen RPG tersebut sering menjadi bagian atau menjadi sub-genre dari game dengan fokus genre utama lainnya.
Maka dari itu, berikut penulis deretkan 10 hal yang bisa berikan pengalaman bermain game RPG jadi lebih seru dan lebih engaging.
1. Alur cerita bercabang dan choice matter
Salah satu hal yang juga menjadi fokus utama dari sebuah game RPG adalah balutan alur ceritanya. Dan semakin kesini, cerita yang disajikanpun kini hadir lebih kompleks dan tidak sekadar ‘selamatkan putri dari raja kegelapan’ misalnya.
RPG zaman now cenderung memiliki alur cerita yang bercabang dan biasanya dibarengi dengan fitur choice matter. Dimana sesuai namanya, aksimu selama permainan, seperti interaksi ke NPC, menjalankankan sebuah quest, hingga dialog-dialog penting, dapat memberikan konsekuensi pada kelanjutan cerita, kondisi dunia tempat latar permainan, bahkan ending permainan.
Pilihan dialog juga bisa mempengaruhi hubungan antara karaktermu dengan seorang NPC. Mudahnya, dialog baik-baik cenderung meningkatkan poin relasimu, begitu juga sebaliknya. Namun ada beberapa di antara mereka yang tidak selamanya demikian, karena karakter-karakter yang kita ajak berdialog memiliki sifat dan latar kisahnya masing-masing.
Sebagai contoh, dalam The Witcher 3, terdapat sebuah quest yang awalnya terlihat biasa saja, namun dapat mempengaruhi keberlangsungan suatu desa. Tergantung dari aksimu dan pilihan-pilihan dialogmu dalam menyelesaikan quest tersebut, desa yang dimaksud bisa saja terselamatkan atau justru hancur. Secara tidak langsung, hal ini memerlukanmu untuk memperhatikan setiap dialog maupun petunjuk-petunjuk yang hadir dalam quest tersebut.
2. Sistem equipment crafting yang in-depth
Tidak lengkap rasanya jika game RPG hadir tanpa sistem crafting. Namun sayang, hanya segelintir game yang menawarkan elemen crafting yang in-depth. Salah satunya adalah Dragon Age: Inquisition, dimana game RPG besutan BioWare tersebut memiliki sistem crafting yang berhasil menghadirkan equipment yang bervariasi.
Jika banyak game RPG dengan sistem crafting yang sekadar membuat senjata, armor, aksesoris yang telah ditentukan materialnya, dalam Inquisition, kamu memerlukan sebuah skematik equipment, namun bisa menggunakan berbagai material yang kamu punya. Dan ketika kamu memilih skematik yang ingin di-crafting, terdapat beberapa slot material yang harus diisi dengan metal dan kulit. Semakin langka material yang digunakan, semakin tinggi juga status dari equipment tersebut.
Terkhusus untuk senjata, kamu bisa membuat upgrade yang juga akan mengubah desain dari senjata yang kamu pakai. Misal, untuk senjata jenis pedang, kamu bisa mengganti bagian gagangnya dan bagian pommelnya. Variasi bagian-bagian senjata tersebut juga memerlukan skematik tersendiri. Hal ini secara tidak langsung mungkin akan membuatmu dilema dalam memilih desain dengan efek yang bagus namun terlihat jelek, ataupun sebaliknya.
3. Layered armor
Sedikit berhubungan dengan poin sebelumnya, kamu mungkin mengenal sistem kostum yang tersemat di berbagai game MMO. Pada game-game MMORPG seperti Guild Wars 2 misalnya, kostum tidak mempengaruhi status karakter, kecuali untuk pamer, karena kostum tersebut cenderung memiliki efek khusus seperti penuh kilau misalnya, dan biasanya hanya dapat dibeli menggunakan uang sungguhan.
Pada game RPG, ketika kamu membuat suatu equipment dengan status yang sangat bagus, seringkali desain yang dihadirkan tidak sesuai dengan selera. Hal ini mungkin sangat dirasakan oleh pemain Monster Hunter, yang harus melakukan mix and match dari senjata hingga keseluruhan armor demi skill aktif, namun tampilannya tidak elok.
Untungnya, Monster Hunter: World menghadirkan mekanisme Layered Armor, dimana armor tersebut akan menutupi armor asli yang kamu kenakan. Walau memang bisa dikatakan cukup sulit mendapatkannya, karena perlu banyak farming dan menjalankan quest-quest tertentu untuk mendapatkan bahan craftingnya, setidaknya hal ini berikan solusi kepada dilema yang dialami para pemain RPG.
4. Romance option
Tidak bisa mendapatkan cinta di dunia nyata, mencari cinta fiksi di dunia RPG bisa menjadi salah satu alternatifnya. Game-game yang telah penulis sebutkan sebelumnya, seperti serial Dragon Age dan The Witcher, maupun berbagai game RPG lainnya, menghadirkan fitur romansanya masing-masing dengan pendekatan yang berbeda.
Berhubungan juga dengan poin nomor satu, interaksi dan aksi sang karakter juga cenderung mempengaruhi seberapa efektif kamu dapat mencuri hati para love interest. Walau demikian, game-game ini cenderung tidak membiarkanmu menyenangkan hati mereka secara bersamaan. Jika kamu melakukan aksi ataupun dialog yang menyenangkan satu pihak love interest, biasanya pihak lain justru tidak senang.
a
Berhasil mencuri hati para love interest tersebut juga membuka rentetan quest baru, ataupun membuka berbagai cutscene dan interaksi yang berbeda dalam dunia yang kita mainkan, bahkan terkadang membuka satu poin penting dalam plot utama permainan.
5. Spesialisasi kelas non-combat
Game RPG ataupun MMORPG mungkin identik dengan hadirnya kelas-kelas combat seperti Warrior, Archer, Mage, Priest dan lain-lain sebagai job utamanya. Kelas-kelas tersebut biasanya dibarengi dengan berbagai sub-kelas ataupun fungsi kedua selain bertempur, seperti Thief misalnya, memiliki kemampuan untuk membuka pintu yang terkunci.
Sebagai contoh, Decker dalam game Shadowrun merupakan sesosok yang dapat meretas sebuah sistem keamanan ataupun perangkat-perangkat teknologi, bahkan musuh yang terhubung dengan network. Dalam permainannya, Decker cenderung tidak memiliki banyak skill terkait bertempur, karena memerlukan perangkat bernama cyberdeck untuk melakukan berbagai kemampuan utility ataupun kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam level Matrix.
Hal ini mungkin lebih versatile untuk game-game MMORPG, seperti Ragnarok Online misalnya, dimana hadirkan kelas Blacksmith yang bisa difokuskan untuk Pure Forger build jika ingin fokus membuat equipment maupun memberikan jasa menempa bagi player lain misalnya.
6. Base building
Membangun sebuah markas menjadi salah satu fitur favorit penulis dalam game RPG. Setelah lelah bertempur dan berpetualang seharian, terkadang kita merasa ingin beristirahat dengan kembali ke markas untuk mandi, makan dan tidur, demi menyiapkan tenaga untuk esok hari.
Markas tidak selamanya seperti sebuah kastil besar megah penuh dengan orang-orang, bisa saja cukup seperti perkemahan, namun kita diberikan kebebasan untuk meningkatkan efektifitas kemah tersebut, bahkan mendekornya sesuai keinginan kita. Salah satunya yang mungkin cukup memberikan pengalaman base building yang cukup bebas adalah game Fallout 4, apalagi jika ditambah dengan mod.
The Witcher 3 misalnya, pada DLC Blood and Wine, kamu akan diberikan sebuah perkebunan anggur yang bisa kamu kembangkan dengan menginvestasikan sejumlah uang. Semakin banyak uang yang kamu investasikan, semakin indah juga tampilan perkebunan tersebut, bahkan membuka fitur-fitur seperti kebun untuk tanaman-tanaman yang dapat dimanfaatkan sang karakter untuk membuat ramuan.
7. Mini games
Ketika merasa jenuh dengan game utamanya, biasanya terdapat mini games yang dapat kita mainkan untuk sekadar mengisi waktu luang. Seperti serial Final Fantasy dengan balapan Chocobo, ataupun Kingdom Heart yang memiliki cukup banyak mini games sebagai bagian dari cerita utamanya.
Namun, The Witcher 3 lagi-lagi membawa mini games ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu permainan kartu bernama Gwent. Pasalnya, Gwent tidak hanya hadir sebagai mini games biasa, namun juga memiliki rentetan questnya sendiri, dan beberapa diantaranya bahkan melibatkan perkelahian bahkan pembunuhan demi mendapatkan kartu langka.
Tidak sampai disitu, Gwent bahkan mendapatkan game standalone nya sendiri yang menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan Gwent di The Witcher 3 yang bisa dikatakan cukup simpel. Penulis sendiri awalnya tidak tertarik memainkan mini games Gwent tersebut, namun setelah mencoba beberapa kali, penulis menjadi sangat ketagihan, bahkan pada 2nd playthrough.penulis lebih fokus bermain Gwent daripada menyelesaikan quest utama.
8. Memancing
Berhubungan dengan poin sebelumnya.
Yay pic.twitter.com/92wTBIBdhb
— David Peña (@David__Pena) June 26, 2017
9. Soundtrack
Hampir setiap game memang memiliki sederetan soundtracknya sendiri, mulai dari sekadar alunan instrumental, membawa pemusik-pemusik profesional, bahkan menghadirkan orkestra sekaligus. Hal ini nampaknya lebih dominan terjadi di game-game JRPG.
Sebagai contoh, serial Persona misalnya, merupakan salah satu serial yang benar-benar menghadirkan berbagai soundtrack yang cukup memorable, mulai dari soundtrack saat bertempur, boss-battle.bahkan soundtrack tersendiri untuk tiap cuaca.
https://youtu.be/1yEkgu3RyEw
Tidak sampai disitu, bahkan secara berkala, pihak developer Persona mengadakan konser sebagai bentuk dari fanservice kepada para fans setia. Konser tersebut juga seringkali digunakan untuk mengumumkan game Persona baru yang akan datang.
Kamu bisa cek beberapa deretan Soundtrack yang bikin boss battle jadi semakin menggugah hati dan pikiran yang penulis kompilasikan pada halaman ini.
10. Online feature
Walau memang sejatinya game RPG dimainkan secara offline ataupun singleplayer.fitur online sebagai bentuk interaksi antar pemain agaknya juga dapat memberikan atau meningkatkan pengalaman bermain dalam perspektif yang berbeda.
Tentu tidak harus seperti MMO yang harus selalu online. Dalam hal ini, serial Soulsborne garapan From Software agaknya merupakan contoh yang tepat dalam mengimplementasikan online feature. Dimana saat terhubung dengan internet, kamu bisa saja di-invasi pemain lain, begitu juga sebaliknya.
Tidak ketinggalan, berkomunikasi dengan meninggalkan pesan-pesan menjadi suatu pengalaman tersendiri dalam serial Soulsborne, beberapa diantaranya memberikan saran-saran maupun pesan yang cukup supportive.namun lebih banyak lagi yang meninggalkan pesan-pesan untuk candaan atau terkadang menyesatkan, seperti menyuruh untuk lompat kejurang demi sebuah ‘rahasia’ misalnya.
Walau memang agaknya hampir mustahil mengharapkan semua hal diatas untuk hadir dalam satu game RPG, walau memang setidaknya The Witcher 3 hampi memiliki semua fitur yang penulis sebutkan diatas. Namun, hal ini seolah menandakan bahwa tiap RPG memberikan pengalaman bermain yang berbeda dan mungkin tidak ditemukan di game lain.
Nah, dari hal-hal diatas, mana kira-kira yang menurutmu penting ataupun harus ada dalam sebuah game RPG? Atau justru kamu punya pendapat lain terkait hal-hal lainnya yang harus ada dalam game RPG? Yuk, langsung aja share di kolom komentar.
Baca juga Listicle menarik lainnya atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto.